
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Suwanto berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayahnya.
Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Bazar UMKM yang digelar di kawasan Jalan Hendriawan Sie, Kelurahan Gunung Sari Ilir, Balikpapan Tengah, Sabtu (14/6/2025) pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Suwanto juga memperkenalkan program unggulan berbasis lingkungan yang kini sedang dikembangkan, yakni Kampung Bungas, akronim Buah, Bunga dan Sayur.
Sebagai informasi, Kampung Bungas yang juga digagas oleh Suwanto ini memiliki Visi menjadi kampung mandiri yang bersih, hijau, sehat dan produktif berbasis urban farming dan pengelolaan limbah rumah tangga yang ramah lingkungan serta berdaya saing dalam meningkatkan ekonomi lokal.
“Jadi Kampung Bungas ini upaya kami bersama, baik dari warga dan juga Ketua RT yang didukung sama warganya untuk membangun lingkungan yang ada buahnya, ada bunganya, ada sayurnya. Sehingga terciptalah namanya Kampung Bungas,” jelas Suwanto kepada media.
Adapun hasil dari pertanian skala rumah tangga tersebut akan dijual kembali, baik secara langsung maupun melalui kegiatan Bazar UMKM yang digelar hari ini, sehingga dapat membantu perekonomian warga.
Ia menerangkan bahwa pada tahun 2025 ini, Kampung Bungas menargetkan pembangunan infrastruktur terkait dengan hidroponik.
“Sekarang kami sudah punya 18 titik dengan 2.544 lubang tanaman. Targetnya tahun 2025 punya 5 ribu lubang tanaman,” tambahnya.
Selain hidroponik, Suwanto juga menyebut rencana pengembangan budidaya ubi yang akan menjadi bahan baku bagi produk-produk olahan lokal.
Ia berharap, ada dukungan dari berbagai pihak untuk memperkuat sektor ini, baik dari pemerintah maupun swasta.
“Mudah-mudahan ada yang membantu. Targetnya Ubi akan kami tambahkan juga di tempat kami, di Kampung Bungas,” tuturnya.
Suwanto menegaskan bahwa upaya ini bukan hanya untuk menciptakan lingkungan yang asri dan produktif, tetapi juga untuk membangun ketahanan ekonomi masyarakat melalui UMKM yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
“Harapannya ada pertumbuhan ekonomi di masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga. Jadi sambil menunggu suaminya bekerja, juga mendapatkan penghasilan di rumah.” Imbuhnya. (*)