
IKNBISNIS.COM, BALIKPAPAN – PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging, dan Shipyard (MEPS), terus berkomitmen meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayanan pemanduan di wilayah kerjanya.
Kali ini, safety improvment difokuskan pada layanan pemanduan di area bawah jembatan.
SVP Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick, menjelaskan pelayanan pemanduan di perairan sungai dengan konstruksi jembatan memiliki tingkat kesulitan yang unik. Tidak hanya karakteristik aliran sungai, faktor seperti cuaca, ketinggian dan lebar jembatan, serta jenis kapal yang melintas juga memengaruhi kelancaran aktivitas.
Untuk mengantisipasi risiko, SPJM menginisiasi langkah-langkah safety improvement di ruang bawah jembatan melalui tiga tahap.
“Kami melaksanakan upaya peningkatan tersebut dalam tiga tahap di lokasi perairan sungai yang terdapat layanan pemanduan di ruang bawah jembatan,” ujar Tubagus Patrick, dalam keterangan resminya, Rabu (4/6/2025).
Ia menyebut, bahwa tahap pertama telah direalisasikan dengan pengadaan alat pengukur ketinggian muatan dan water level indicator. Di Pelabuhan Samarinda, dipasang 2 unit alat pengukur di Jembatan Martadipura dan 4 unit di Jembatan Mahakam.
Sementara itu, water level indicator telah dipasang sebanyak 2 unit di Jembatan Mahakam, sedangkan untuk Jembatan Martadipura, pengadaan dilakukan berkolaborasi dengan pemilik barang setempat.
Tidak hanya di Samarinda, SPJM juga menyiapkan 9 unit alat pengukur ketinggian muatan dan 8 unit water level indicator untuk wilayah kerja lainnya, seperti Palembang, Jambi, Tanjung Redeb, dan Tembilahan.
Selain itu, SPJM melakukan review dan sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) internal untuk pemanduan di bawah Jembatan Mahakam dan Martadipura.
Lebih jauh, Tubagus Patrick menambahkan, Setelah tahap pertama, SPJM akan melanjutkan dengan tahap kedua (intermediate) berupa penyediaan water current sensor, water level sensor, dan laser range finder di Jembatan Mahakam Samarinda dan Jembatan Ampera Palembang.
Selanjutnya, pada tahap ketiga, lanjut Patrick, SPJM berencana memasang sensor berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memantau ketinggian kapal menggunakan analitik CCTV di Jembatan Mahakam. “Proses ini membutuhkan waktu dan kolaborasi dengan berbagai pihak agar hasilnya optimal,” ujarnya.
Sebagai upaya tambahan, SPJM telah menambah 1 unit kapal tunda escort di Jembatan Mahakam yang beroperasi sejak Februari 2025. Langkah ini semakin memperkuat keamanan dan kehandalan layanan pemanduan di bawah jembatan.
Dengan berbagai inisiatif ini, SPJM berharap dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan meningkatkan efisiensi operasional di perairan sungai yang memiliki konstruksi jembatan. (*)