Dirinya ingin menciptakan lingkungan kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat dapat tumbuh. Hal ini memperkuat ikatan antara pemerintah dan rakyat.

“Serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan,” ujarnya.

Namun, kepemimpinan inklusif Rudy Mas’ud juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar yakni memastikan bahwa kepentingan semua pihak diwakili dengan adil dan seimbang.

“Dalam konteks Kaltim yang heterogen, perbedaan pendapat dan kepentingan seringkali muncul, dan tugas seorang pemimpin yakni menciptakan ruang bagi dialog dan kompromi yang memperkuat persatuan dan kesatuan,” jelasnya.

Di Kaltim ini, keberagaman dihargai, partisipasi publik dijunjung tinggi, dan pembangunan dilakukan secara berkelanjutan,” tambah Rudy Mas’ud.

Selain itu, dengan rencana pembangunan kereta api cepat di Kalimantan yang menghubungkan Malaysia (Sarawak) dan Brunei di utara Pulau Kalimantan, Kaltim akan semakin terhubung dengan negara tetangga.

“Tentunya peluang itu memperkuat sinergi regional dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi,” sebutnya.

Terlebih lagi dengan kesiapan infrastruktur konektivitas di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang menurut Rudy Mas’ud, akan memainkan peran penting dalam memastikan keberhasilan proyek tersebut.

“Saya yakin Kaltim akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan,” pungkasnya. (*)